BTel: 3 Layanan SLI Sudah Cukup

Saat perekonomian memburuk, pemasukan operator telekomunikasi lebih banyak didapat dari panggilan internasional yang masuk ke dalam negeri (incoming call) daripada panggilan ke luar negeri (outgoing call).

Akan tetapi, marak dikabarkan bahwa pemerintah akan menambah keran SLI baru untuk dua operator lain yakni XL dan Axis. Keduanya tertarik untuk menyelenggarakan SLI di tanah air mengikuti Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom.

Meski demikian, pemerintah masih menunggu kinerja BTel, khususnya terkait layanan SLI 009 yang diluncurkannya pada April 2009 sebagai pertimbangan.

“Kita masih menyiapkan laporan untuk diajukan ke pemerintah. Sampai saat ini, laporan kinerja perseroan masih dalam proses audit,” kata Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom di sela Peluncuran Hape Esia Connect di Jakarta, 3 Maret 2010.

Erik menyebutkan, menanggapi akan dibukanya layanan SLI oleh dua operator lain, menurutnya itu tidak perlu. “Jujur saja, meskipun ada pertumbuhan sedikit, layanan SLI bukanlah bisnis yang besar. Karena masyarakat sudah beralih ke VoIP (voice over Internet protocol), seperti Skype,” ucap Erik.

“Ketika kami memenangkan tender, pemerintah bilang kalau lisensi yang diberikan pada kami adalah yang terakhir,” kata Erik. “Lalu kenapa sekarang ada rumor akan dibuka untuk yang baru lagi,” keluhnya.

Menurut Erik, jika dulu pemerintah menggelar tender untuk menekan tarif SLI yang relatif mahal menjadi murah, sekarang ini tarif murah itu sudah terjadi. “Kompetisinya sengit, dan kami rela memberikan tarif yang lebih murah hingga 77 persen dibandingkan layanan SLI milik dua operator lain,” ucapnya.

“Jadi, menurut saya, tidak perlu ditambah lagi,” kata Erik. “Jujur saja, dari dua menjadi tiga operator seperti sekarang ini sudah gila-gilaan kompetisinya,” ucapnya