Google nampaknya telah menjadi martir untuk perlawanan kebebasan internet di China. Setelah raksasa internet itu mundur, sebuah perusahaan domain internet ternama pun ikut memboikot negeri tirai bambu tersebut.
Go Daddy Group (GoDaddy.com), perusahaan registrasi nama domain internet terbesar dunia, ikut gerah dengan kebijakan yang diberlakukan pemerintah China. Perusahaan asal Amerika ini memilih untuk tak lagi menawarkan domain berakhiran .cn pada calon pendaftar sejak dimintai informasi detail tentang para registran-nya.
Peraturan China menyebutkan, siapapun yang mendaftarkan domain.cn, harus menyerahkan di antaranya data-data pribadi dan foto personal. Sebelumnya memang untuk semua pendaftar diminta menyerahkan informasi diri, namun tidak sampai sedetail seperti yang diminta pemerintah China sekarang.
Langkah itu diambil pemerintah China untuk meningkatkan pengawasan akan konten konten situs. Tak hanya itu, China juga mengancam akan "mengakhiri" riwayat si empunya domain .cn jika mereka tidak mau menyerahkan informasi yang diminta.
GoDaddy sendiri telah "memelihara" sebanyak 40 juta nama domain di bawah manajemennya. Perusahaan itu mengaku akan tetap melayani konsumen lama yang memakai domain .cn, namun untuk ke depannya domain khusus China ini tak akan lagi ditawarkan.
"Kami mengkhawatirkan keamanan setiap individu atas permintaan China itu," ujar Christine Jones yang mewakili Go Daddy Group, seperti detikINET kutip dari WashingtonPost, Jumat (26/3/2010).
Setelah Google dan Go Daddy, siapa berikutnya?
Monday, March 29, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment